Rabu, 02 Februari 2011

Aktivasi Otak Tengah

 adalah  suatu penemuan fenomenal dalam pendidikan
anak. Teori penggunaan otak tengah sebenarnya telah banyak dilakukan
pada banyak negara negara di Asia terutama Jepang. Jepang telah lama
melakukan praktek aktivasi otak tengah pada anak-anak.Seorang anak
yang telah diaktivasi otak tengah akan memiliki kemampuan lebih
dibandingkan dengan anak yang otak tengahnya belum di aktivasi.
Kegiatan dengan mata tertutup adalah suatu kegiatan yang paling nyata
dapat dilihat. Seorang anak yang telah diaktivasi otak tengahnya (Mid
Brain Activated) dapat mempunyai kemampuan luar biasa. Kemampuan ini
bahkan sering kali dipertontonkan secara menakjubkan dalam program
hiburan sulap. Setelah melihat kemampuan anak yang telah diaktivasi,
sebagian besar acara pertandingan sulap di The Master menjadi kurang
menarik. Karena hal ini dapat dilakukan sendiri oleh anak-anak polos
yang hanya mengikuti training aktivasi otak tengah selama 2 hari.
Kemampuan dasar yang dapat dilakukan adalah ‘melihat’ kartu dengan
mata ditutup (blind fold). Christofle (9 thn) misalnya, setelah
mengikuti training aktivasi otak tengah, dapat mengurutkan seluruh
kartu remi sesuai dengan angka, warna dan bentuk gambar kartu dengan
mata tertutup. Ia dapat mempergunakan indra raba untuk melihat pola
dan warna lengkap dengan angka hanya dengan penglihatan kulit (Skin
Vision).
Kemampuan lain yang dapat dilakukan oleh anak-anak ini adalah berjalan
dengan mata ditutup, tanpa menabrak. Dilakukan percobaan pada seorang
anak yang berjalan dengan mata ditutup kain. Seseorang sengaja
menghalangi jalan didepannya. Dia serta merta dapat menghindari
rintangan tersebut tanpa menyentuhnya. Seorang anak bahkan dapat
mengenali ayahnya diantara kerumunan orang-tua lainnya, tanpa
menyentuh dan mendengar suaranya.
Pada tingkatan yang lebih lanjut seorang anak diharapkan dapat
‘melihat’ benda dibalik tembok atau didalam kotak. Ia bahkan dapat
menghitung uang yang terdapat dalam dompet seeorang di hadapannya
tanpa orang tersebut mengeluarkan dompetnya. Jika seorang anak rajin
melatih fungsi otak tengahnya bahkan dia dapat mengharapkan membaca
dokumen yang terletak dalam posisi tertutup.
Kemampuan prediksi (memperkirakan apa yang akan terjadi beberapa saat
kemudian) adalah kemampuan yang lebih tinggi yang dapat di miliki oleh
seorang anak. Seorang anak yang telah mendapat aktivasi otak tengah
dapat ‘menduga’ kartu apa yang akan muncul pada saat orang tersebut
masih mengocok kartunya. Begitu selesai mengocok, dan memilih sebuah
kartu, orang tersebut mengambil sebuah kartu yang ternyata tepat
seperti ‘dugaan’ sang anak tersebut.
Aktivasi otak tengah bukanlah suatu hal yang magis atau berbau
supranatural. Aktivasi otak tengah dilakukan dengan secara ilmiah.
Aktivasi otak tengah ini  banyak mempergunakan gelombang otak Alpha.
Gelombang otak Alpha di buktikan secara ilmiah adalah gelombang otak
yang muncul dominan pada saat kita dalam keadaan relax dan paling
kreatif. Gelombang otak ini biasanya dominan pada saat kita bangun
tidur, atau dalam keadaan relax di toilet, atau bahkan sedang berendam
air panas di bathtub. Tidak heran mengapa Archimedes menemukan hukum
Achimedes pada saat dia mandi.
Otak tengah yang teraktivasi memancarkan gelombang otak yang mirip
seperti radar. Hal ini membuat pemiliknya mampu melihat benda dalam
keadaan mata tertutup. Pada dasarnya, gelombang tersebut terletak di
bawah hidung. Hanya mampu mendeteksi benda yang terletak sedikit di
bawah hidung.
Latihan yang teratur dapat membuat sang anak menjadi lebih kuat dan
mampu melihat benda yang terletak lebih tinggi lagi. Bahkan ada
beberapa anak yang dapat medeteksi sampai 360 derajat. Hal itu berarti
mereka dapat mendeteksi benda yang terletak di belakang, atas dan
semua arah.
Training aktivasi otak tengah telah mulai dilakukan di Indonesia. Saat
ini belum banyak orang yang mengetahui keberadaan dari training  ini.
Training biasanya dilakukan selama 2 hari. Pada saat itu juga biasanya
dilakukan training untuk para orang tua. Seperti juga bidang keahlian
lainnya, orang tua berperan besar untuk dapat membantu anak
mengembangkan potensi otak tengah mereka. Seorang anak dengan otak
tengah yang kuat, diharapkan dapat mengembangkan otak kanan dan otak
kiri
secara lebih maksimal sehingga mereka dapat masuk kategori
jenius. Bukan hanya dalam otak kiri (IQ, intelektual) , atau otak
kanan (emosional, EQ) tetapi juga dalam ‘Loving Inteligence’. Mereka
adalah individu yang seimbang dan mengasihi orang lain seperti sang
pencipta mengasihi dia. Sayangnya training aktivasi otak tengah ini
hanya dapat dilakukan untuk anak umur 5 – 15 tahun saja.